1. Permainan Benteng
Adalah permainan yang dimainkan oleh dua
grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing
grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau
pilar sebagai 'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil
alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh
lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan
siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu
terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing -
masing.
2. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan
berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis
cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala
digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan
mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak
terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat
16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang
besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah
biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah
kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji
lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa
habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang
kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan
mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang
kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang
dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya
adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
3. Dor Tap
Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun
dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama
lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan.
Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.
4. Galah Asin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor
adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah
permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri
dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa
lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih
kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan
acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat
dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap
bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini
terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis
batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis
batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang
juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis
batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk
keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan
ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu
berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
5. Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan
mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan
ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat
dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi
bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali
gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda
bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
6. Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan
yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk
menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk
batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang
memenangkan permainan.
Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan
menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang
menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu
rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka
kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga
softball atau baseball.
7. Layang-layang
Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan
satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim
kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar