Sabtu, 24 November 2012

kumpulan link yang menarik

                                                              asalamu'alaikum wr wb


     kalu kamu aga kesulitan mencari informasi atou mendownload game segala macamnya saya sudah menyediakan beberapa link yang tercantum di bawah ini:

tempat download film atou download filem
tempat download game pc atou download game all
tempat download lagu atou tempat download mp3
tempat download buku
tempat download apa aja



    Ingat sob jamgan gunakan link ini dengan hal-hal yang kurang baik atou yang dapat merugikan diri sendiri/



wasalam..........sampai jumpa lagi

buat gadget primbon di blog


1.login ke blogger
2.rancangan-->tambah gadget
3klik  HTML/JavaScript
4.masukkan kode
<center>
<iframe marginheight="0" marginwidth="0" name="ramalan" src="http://www.primbon.com/primbon.htm" width="414" frameborder="no" height="200"></iframe>
</center>

<a href="http://www.blogger.com/rearrange?blogID=8629202135241103648&amp;sectionId=ads&amp;action=editWidget&amp;widgetType=HTML&amp;referrer=directory">
</a>


jdinya gini



Rabu, 21 November 2012

7 Permainan tradisional anak indonesia



1. Permainan Benteng





Adalah permainan yang   dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.


2. Congklak





Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.


Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.


3. Dor Tap
Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.


4. Galah Asin





Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.


Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.


5. Gasing





Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.


Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.


6. Kasti









Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan.


Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.


7. Layang-layang





Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.


Selasa, 20 November 2012

Ibu, Hari Ini Aku Berubah



Bel sekolah berbunyi. Erwan bergegas berkemas dan berlari menemui ibunya. Ibunya sebagai guru kelas tiga SD N Nusa Indah, sekolah Erwan, belum selesai mengadakan rapat dengan kepala sekolah yang dijadwalkan akan selesai jam dua, atau satu jam setelah bel sekolah tersebut berbunyi. Erwan yang mempunyai kebiasaan makan, terlihat gelisah merasakan perutnya yang keroncongan. Sesaat Erwan menengok ke ruang rapat. Ibu Fitri, wali kelas erwan juga teman guru ibu Erwan berkata, “ Sebentar ya, Nak,”  terdengar dari ruang rapat. Semua bapak dan ibu guru di ruang itu tertawa melihat tingkah Erwan.
Erwan yang telah menduduki kelas enam SD ini seharusnya lebih dewasa dan telah memikirkan Ujian Akhir Sekolah Bersetandar Nasional (UASBN), bukan hanya memikirkan makan untuk kebutuha perutnya. Sembari menunggu ibunya, Erwan pun berajak ke kantin, berharap  ada makanan yang bisa menenangkan perutnya yang terus bernyanyi. Akan tetapi kantin yang biasa dia gunakan untuk makan sudah tutup. Di sana hanya terlihat kucing peliharaan ibu kantin berbaring di atas kursi di kantin itu. Erwan yang putus asa mencari makan siangnya, duduk bersama kucing dan terus menggumam.
Sesaat kemudian ibu Erwan Datang, Mustainah yang sudah keluar dari ruang rapat menghampiri Erwan dikantin dan membawakannya satu buah roti dan air mineral. Begitu lahabnya dia memakan roti itu. Perut keroncongan seorang ibu, sudah terbayar dengan senyum Erwan yang telah menghabiskan satu buah roti itu. Mustaimah mengajaknya pulang.
“Angkoooooooooot,” teriak Mustainahbersama putranya, Erwan yang sedang menunggu angkot di halte depan depan sekolah.
“Buk, Aku laper nih,” seru Erwan yang sedang naik angkot bersama ibuknya.  Suami ibu Mustainah, supriyono yang bekerja sebagai wiraswasta hari ini tidak bisa menjemput mereka. Keluh manja Si Erwan yang merasa laparpun diabaikan ibu Mustainah . Hanya satu jawaban ibu Mustainah, “Yang sabar, Nak!” jawab ibu itu dengan penuh kesabaran!
Malam telah tiba. Pak Supriyono pun pulang dari kantornya. Belum sempat duduk maupun minum the hangat, Erwan pun minta dibelikan nasi goreng. Ibu Mustainah membentak suaminya agar segera membelikan nasi goreng sesuai permintaan Erwan. Bentakan ibu Mustaina pun penuh dengan cacian, sakit untuk didengar. Semua itu ia lakukan untuk membahagiakan Erwan anak tunggalnya. Begitulah selalu kehidupan keluarga Erwan.
Suatu pagi Erwan pun menangis. Dia lupa mengerjakan PR matematika untuk hari ini. Beribu-ribu alasan keluar dari mulut anak manja itu, agar ia tidak berangkat sekolah.
“Ayo nak berangkat! Lupa tidak mengerjakan PR tidak apa-apa. Asalkan berangkat nanti ibuk bilangkan ke ibu Fitri, wali kamu!” ucap ibu itu penuh rayu agar anak tersebut berangkat sekolah.
Pak Supriyono pun ikut merayu Erwan. Rayu Pak Supriyono yang sedikit maksud mendidik, menjadi kemarahan ibu Mustainah yang sangat memanjakan anak itu. Pagi ini pun serasa ada kapal pecah dirumah tangga ini.
Pagi itu terulang kembali. Erwan menangis dan merintih kesakitan dengan alasan sakit perut. Kenyataannya, dia takut dengan pendalaman materi matematika. “Anakku saying, Kamu berangkat sekolah yah! Supaya  peringkat sekolah kita tidak turun karena tidak ada nilai kamu.” pinta ibu Mustainah. Demikian pula pak supriyono ikut membujuk. Terlihat waktu yang semakin siang, Erwan tidak berangkat sekolah. Aksi mogok sekolah seperti ini sudah sering dilakukan Erwan, namun orang tua Erwan belum pernah bersikap tegas mapun kasar kepadanya.
Erwan sejak kanak-kanak memang sudah dimanjakan orang tuanya.  Apapun yang di Minta Erwan selalu terpenuhi, tanpa mengenal waktu, tempat dan juga cuaca. Sejak kanak-kanak dia memang sering tidak berangkat sekolah. Kakak ipar ibu Mustainah adalah seorang yang ditakuti Erwan. Tanpa dengan menangis, bujukan kaka ipar bu Mustainah selalu diterima Erwan. Namun kakak ipar bu Mustainah tidak ingin melampaui kuasa sebagai orang tua Erwan.
Dan saat Erwan selalu bertingkah seperti itu, selau tercurah keluh kesah tercurah dari hati kedua orang tuanya.
“Tuhan, kenapa anakku sering, mogol sekolah? Kenapa rayuanku selalu tumbang dengan tangis anakku ?” bu mustainah menjatuhkan air mata, turut pula pak Supriyono yang berada di samping ibu Mustainah. “Kenapa hamba tidak bisa tegas sebagaiman orang tua pada mestinya?” Kesediha itu selau menghantui keluarga ini.
Ulangan Akhir semester pertama telah tiba. Erwan yang duduk di bangku kelas enam harus menjalani satu minggu dengan ulangan itu. “Nak, calon dokter harus belajar,” sebagai motivasi bu Mustainah,”Katanya mau seperti dokter Hendra?” sesaat Erwan tersenyum melihat kedua orang tua yang mendampingi Erwan belajar.” “Besok juga harus bisa masuk SMA satu kayak kakak sepupu kamu, si Iyan.”seru pak Supriyono. “Ayo pak dokter belajar” Erwan tersenyum, “Dokternya baru lapar, beliin ayam goreng, Pak!” ayah Erwan langsung berangkat memenuhi permintaan Erwan.
Hari yang paling ditakutkan pun datang. Ulangan Matematika dan Agama di depan mata. Ibu Mustainah yang sedang menyiapkan sarapan pagi, mendengar tangisan Erwan yang sedang bangun tidur.
“Buuuuuk…….,” teriak Erwan sambil menangis.
“Aku sakit.” Bu Mustainah menghampirinya
“Sakit apa, Nak?” melihat Erwan yang terus memegani perutnya.
“Sinih ibuk kasih minyak biar ga sakit perutee.” Sembari Erwan yang terus menangis, Pak Supriyono datang menghampiri.
“Buk, dianget-angetin perutee, nanti kan terus sembuh! Nanti juga harus berangkat, ada ulangan semesteran.” Kata pak Supriyono.
”Aku sakit, Pak. Gak bisa berangkat sekolah.” seru manja anak ini.
Saat itu pun juga bu Mustainah menelepon bu, Fitri. “Selamat pagi bu Mustainah?” seru bu Fitri mengawali pembicaraannya. Telepon pun disambungkan ke Erwan yang sedang menangis. “Calon dokter harus sekolah kalo cuma sakit perut,” rayu bu Fitri. “Harus ikut semesteran kalo sudah kelas enam.”
“Dengarkan bu Fitri, Nak!” kata bu Mustainah. Namun Erwan bertambah menangis dan menangis.Seperti tiada lagi yang ditakutinya.
Saat-saat yang mendebarkan pun tiba. Rapat pertimbangan nilai pun digelar. “Bu Fitri? Nilai Erwan kenapa tidak tuntas ini? Nilai merah, gimana dengan ujiannya nanti?” ujar ibu sumarsih selaku kepala sekolah SD N Nusa Indah.”Maaf bu, saya tidak sampe hati.” terdiam. “Semua bapak ibu guru tercekam seketika memperhatikan keduanya berbicara. Sementara itu mata Mustainah di sudut pojok meja rapat berkaca-kaca memikirkan nilai matematika anaknya, yang Erwan ikuti separuh waktu itu.
Erwan yang sedang mengikuti classmeeting dipanggil ke ruang kepala sekolah.”Maaf bu kepala, untuk apa saya dipanggil ke sini?” sumarsi tercengan, tak bisa angkat bicara. “Ada nilai kamu dibawah KKM,” sahut Fitri. “Kamu kerjakan ulanga matematika, karena kamu belum tuntas. “ kepala sekolah itu berbicara juga.
Liburan kali ini bukanlah waktu Erwan untuk membesarkan perutnya. Erwan terketuk, akan suatu perjuangan mendapatkan nilai. Bagi Erwan panggilan kepala sekolah itu adalah celuti untuknya terus belajar dan belajar. Tak sempatpu Erwan melirik televise saat belajar, dan dia tetap focus. Dia punmengikuti les diberbagai guru privatnya. Dia juga selalu mengerjakan latihan soal-soal dengan buku-buku yang disarankan gurunya.
“Adhek baru apa?” terlihat Iyan, kakak sepupu Erwan yang tersenyum, datang dan menghampiri dari rumah sebelah. “Menentukan perbandingan dan sekala pada peta, kak.” “Wah, sekarang Erwan sudah rajin sekali ya!” kata Iyan yang duduk disebelah Erwan yang sedang belajar.
Memang usaha Erwan tak begitu saja. Dia selalu ikut berdoa waktu dini hari. Selalu hidup prihatin dalam setiap langkahnya. Anjuran agama selalu ia kedepankan.
Latihan ujian dan latihan ujian ia jalani. Ia selalu dipandu sepupunya Iyan dan Andro. Bersama keluarga yang lain, mereka mengamati belajar Erwan. “Kak Andro? Planet dalam tata surya ada berapa?” tanya Erwan penuh semangat.”Coba dicari dibuku!” jawabnya lugas. “Sembilan ya, Kak?” masih terus membaca buku di depannya. “Emmmmmmm, sekarang bukan Sembilan lagi, dek. Karena planet Pluto sudah tidak dianggap planet lagi.” (memotong pembicaraan) jawab kakak Iyan yang perhatian ini. “Kuk tidak dianggap sebagai planet lagi kenapa?” tannya Erwan penuh penasaran. “Karena orbit Pluto menerobos planet Neptunus,” jawab Andro kembali memotong pembicaraan.
Waktu memang tidak bisa diajak kompromi lagi. Ujian Akhir tinggal dua minggu lagi. Dan tidak ada pilihan lagi kecuali menghadapinya dengan penuh semangat dan serius.
Seketika malam, Erwan terbangun mendengar ibu dan ayahnya berdoa untuk keberhasilan ujiannya. Selagi dinginya malam, hati Erwan tersentuh.Dia mengambil air dan ikut berdoa dengan orang tuanya. Kemantapan dan keyakinan meraih kesuksesan dalam ujian akhir telah iya dapatkan.
Dalam menjalani ujian,Erwan sangat bersemangat. Dia yakin persiapan-persiapan yang ia lakukan sudah cukup. Dia meminta doa kepada orang tua, keluarga, bapak dan ibu guru, teman dahabat dan yang lainnya agar lebih percaya diri dalam menyelesaikan ujian akhir.
Akhir penantiannya selam enam tahun di pendidikan Sekolah Dasar Nusa Indah telah selesai. Pengalaman buruknya kini menyadarkannya, memberinya gambaran hidup, dan membalikan opini-oponi orang di sekitarnya. Dia menjadi siswa luslusan terbaik di kota dan diterima di SMP yang dia inginkan.